Bandar Lampung, 19 Juli 2025 – Mahasiswa KKN Universitas Lampung melaksanakan kegiatan kunjungan lapangan ke seluruh wilayah RT yang ada di Kelurahan Labuhan Dalam. Kegiatan ini bertujuan untuk memetakan potensi, permasalahan, serta kegiatan rutin warga di setiap RT. Dari hasil kunjungan ke 20 RT, ditemukan bahwa sebagian besar masyarakat memiliki kegiatan rutin seperti kerja bakti lingkungan, Jumat Berkah, senam sehat, gerebek sungai, pengajian, serta arisan ibu-ibu PKK. Kegiatan-kegiatan ini mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang masih sangat kuat di tengah masyarakat.
Selama observasi, mahasiswa juga menemukan beberapa titik rawan banjir yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Terdapat titik – titik banjir yang teridentifikasi, yakni di RT 1, 5, 6, lingkungan 1 dan RT 1,7, 9,10 yang berada dalam lingkungan 2. Permasalahan banjir ini umumnya disebabkan oleh buruknya sistem drainase dan kurangnya kesadaran dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Di RT 7 Lingkungan 2, ditemukan tempat pengolahan sampah mandiri yang menjadi inisiatif warga dalam menangani permasalahan sampah di lingkungan mereka. Selain itu, potensi ekonomi masyarakat juga cukup berkembang dengan adanya sejumlah pelaku UMKM. Beberapa UMKM yang terdata antara lain: usaha kerupuk di RT 7 Lingkungan 2 yang dikelola oleh Ibu Nita, usaha bapau di RT 2 Lingkungan 2 milik Bu Yuni, serta pelaku usaha di RT 11 Lingkungan 1. Informasi ini menjadi penting untuk merancang program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang lebih tepat sasaran.

Selama kegiatan, mahasiswa telah berhasil mengunjungi sejumlah ketua RT, antara lain: Ibu Eka (RT 3 Lingkungan 1), Ibu Devi (RT 6 Lingkungan 2), Pak Bambang (RT 7 Lingkungan 2), Pak Toton (RT 6 Lingkungan 1), Ibu Dwi (RT 5 Lingkungan 1), Pak Sutrisno (RT 11 Lingkungan 1), Pak Anton (RT 2 Lingkungan 1), Pak Mirza (RT 1 Lingkungan 1), Pak Arief (RT 2 Lingkungan 2), Pak Nuriman (RT 3 Lingkungan 2), dan Pak Yanto (RT 1 Lingkungan 2). Informasi yang diperoleh dari para ketua RT tersebut akan dijadikan dasar dalam penyusunan program kerja yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah. Selain itu, mahasiswa juga mencatat adanya enam titik posyandu (Sentosa) yang aktif melayani kebutuhan kesehatan ibu dan anak di lingkungan kelurahan.
