
Bandar Lampung, 09 Agustus 2025 – Suasana sore di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Miftahul Ulum, Way Halim Permai berubah menjadi penuh canda dan tawa saat mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung hadir untuk mengadakan kegiatan edukatif dan interaktif. Kunjungan ini mengusung konsep pembelajaran agama yang menyenangkan melalui pemutaran kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Yusuf, dilanjutkan dengan games tanya jawab yang menguji ingatan para santri terhadap cerita yang telah disaksikan.
Kegiatan diawali dengan perkenalan singkat dari para mahasiswa KKN kepada santri TPA. Anak-anak kemudian diajak duduk bersama untuk menonton tayangan animasi kisah Nabi Ibrahim yang menyoroti nilai keikhlasan, pengorbanan, dan keteguhan iman, serta kisah Nabi Yusuf yang sarat pesan kesabaran, kejujuran, dan memaafkan. Format audio-visual ini dipilih karena efektif memudahkan anak memahami alur cerita, tokoh, dan pesan moral, sekaligus membangkitkan antusiasme belajar.

Usai menonton, mahasiswa KKN mengajak anak-anak mengikuti games tanya jawab. Pertanyaan disusun berdasarkan detail cerita yang baru saja disaksikan, mulai dari nama tokoh, peristiwa penting, hingga hikmah yang terkandung. Antusiasme terlihat dari banyaknya santri yang berebut mengangkat tangan untuk menjawab. Bagi peserta yang berhasil menjawab dengan tepat, diberikan hadiah kecil sebagai bentuk penghargaan dan motivasi.

Salah satu mahasiswa KKN, Bagus Andika Prastian, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan ke dalam metode belajar yang menyenangkan. “Kami ingin mengajak anak-anak memahami kisah nabi bukan hanya sebagai cerita masa lalu, tetapi sebagai teladan yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Pengajar TPA, turut mengapresiasi metode yang dibawa mahasiswa KKN. Menurutnya, pembelajaran berbasis visual dan interaktif seperti ini mampu membangun kedekatan emosional anak dengan materi yang dipelajari, sekaligus melatih daya ingat dan keberanian mereka berbicara di depan umum. Dengan kegiatan seperti ini, diharapkan terjalin sinergi antara mahasiswa, pengajar, dan masyarakat dalam membentuk generasi muda yang berilmu, berakhlak mulia, dan mencintai Al-Qur’an.