
Bandar Lampung, 18 Juli 2025 — Dalam suasana penuh antusias dan rasa tanggung jawab sosial yang tinggi, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) yang ditempatkan di Kelurahan Way Halim Permai mengadakan diskusi mendalam bersama Lurah Way Halim Permai, Bapak Syarifudin, A.Md., untuk mematangkan dan mengsinkronkan rencana program kerja KKN dengan kebutuhan riil masyarakat di wilayah tersebut.
Diskusi berlangsung pada Jumat (18/7) di Kantor Kelurahan Way Halim Permai, dihadiri oleh seluruh anggota kelompok KKN, Lurah, serta beberapa perwakilan staf kelurahan. Pertemuan ini bukan hanya sekadar seremonial laporan rencana kegiatan, tetapi menjadi momentum strategis bagi mahasiswa untuk mendalami kondisi sosial masyarakat dan memastikan bahwa program yang dirancang benar-benar tepat sasaran.
Program Kerja Mahasiswa Diulas, Disorot, dan Dipoles Kembali
Dalam diskusi yang berlangsung lebih dari satu jam itu, mahasiswa memaparkan berbagai program kerja yang telah mereka susun. Mulai dari aksi bersih lingkungan dan grebek sungai, edukasi pengelolaan sampah rumah tangga, pelatihan pembuatan eco-enzyme, kegiatan pemberdayaan remaja, hingga edukasi stunting untuk ibu-ibu rumah tangga.
Lurah Syarifudin merespons dengan sangat terbuka dan kritis. Beliau mengapresiasi semangat mahasiswa, namun juga memberikan sejumlah catatan tajam dan masukan konstruktif agar program-program tersebut tidak sekadar bersifat simbolik, tetapi benar-benar memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat.
“Kalian harus menyentuh sisi praktis dari masalah. Jangan hanya sosialisasi, tapi ajak warga untuk langsung praktik bersama. Misalnya, bukan hanya bicara soal sampah, tapi ajarkan mereka mengelola sampah di halaman rumahnya sendiri,” tegas Syarifudin.
Beliau juga menyarankan agar mahasiswa memperhatikan waktu dan pola hidup warga, khususnya pada program-program yang melibatkan banyak orang. “Jangan jadikan program kerja kalian seperti kegiatan kampus yang dipaksakan ke masyarakat. Warga punya ritme hidupnya sendiri,” tambahnya.
Diskusi Tak Biasa, Mahasiswa Diuji Mental dan Nalar
Pertemuan ini menghadirkan suasana diskusi yang hidup. Mahasiswa ditantang untuk berpikir lebih kreatif, realistis, dan fleksibel. Beberapa program bahkan diminta untuk disederhanakan, dipadatkan waktunya, atau digabung agar lebih efisien. Ada juga ide baru yang muncul dari diskusi tersebut, seperti ajakan Lurah untuk membuat papan informasi lingkungan di tiap RT yang berisi imbauan dan jadwal kegiatan kebersihan bersama.
Koordinator KKN, M. Farel Ghifary Suja, mengaku bahwa diskusi ini sangat membuka wawasan mereka.
“Pak Lurah tidak hanya memberi kami izin berkegiatan, tapi juga memberi kami tantangan. Kami jadi makin sadar bahwa pengabdian itu tidak bisa dilakukan asal-asalan. Harus tepat, jelas, dan membumi,” ucapnya.
Kolaborasi yang Diharapkan Menjadi Jejak Panjang Pengabdian
Diskusi ditutup dengan penyelarasan jadwal kegiatan utama, termasuk waktu pelaksanaan grebek sungai, pelatihan lingkungan, dan kunjungan rumah ke rumah. Mahasiswa juga diminta untuk selalu melibatkan ketua RT, kader PKK, dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan agar partisipasi masyarakat lebih optimal.
Lurah Syarifudin berharap, keberadaan mahasiswa KKN Unila bukan hanya menjadi rutinitas tahunan, tapi benar-benar memberikan kontribusi yang bisa dikenang oleh masyarakat.
“Buat program yang bisa ditinggal jejaknya di sini. Bukan hanya dokumentasi foto, tapi juga perubahan cara pandang dan kebiasaan warga,” tutup beliau.
Dengan diskusi yang penuh dinamika ini, mahasiswa KKN Unila kini memegang amanah yang lebih besar: bukan hanya menunaikan tugas akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebermanfaatan sosial secara nyata di tengah masyarakat Way Halim Permai.