Bandar Lampung, 14 Agustus 2025 — Lingkungan Kelurahan Way Halim Permai kini tampak lebih asri dengan hadirnya tanaman obat keluarga (TOGA) yang ditanam bersama oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung beberapa waktu lalu. Pada Kamis (14/8/2025), mahasiswa KKN melanjutkan program tersebut dengan kegiatan pemberian nama pada tanaman TOGA, agar masyarakat lebih mudah mengenali jenis-jenis tanaman yang bermanfaat untuk kesehatan dan pengobatan tradisional.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar memberi label nama, tetapi juga mengedukasi warga tentang manfaat dan kegunaan tanaman TOGA. Dengan adanya papan nama yang jelas, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan tanaman tersebut secara optimal sebagai obat alami untuk menjaga kesehatan keluarga.
TOGA: Apotek Hidup di Pekarangan
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah sekumpulan tanaman yang ditanam di halaman rumah atau lahan pekarangan dengan tujuan dimanfaatkan sebagai obat herbal alami. Konsep TOGA dikenal luas di Indonesia karena selain ramah lingkungan, tanaman ini mudah dirawat, tidak membutuhkan biaya besar, serta memiliki nilai manfaat tinggi.
Lurah Way Halim Permai, Syarifudin, A.Md., menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan mahasiswa KKN yang konsisten memperindah lingkungan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya tanaman obat. “TOGA ini ibarat apotek hidup di sekitar kita. Kalau sakit ringan, kita bisa manfaatkan dulu tanaman alami sebelum ke obat kimia. Saya senang anak-anak KKN memberi ide untuk memberi nama, supaya semua orang bisa belajar bersama,” ungkapnya.
Definisi dan Manfaat Beberapa Tanaman TOGA
Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN memberikan papan nama untuk sejumlah tanaman yang sudah ditanam, di antaranya:
- Kunyit (Curcuma longa L.)
Kunyit dikenal luas sebagai bumbu dapur dan bahan jamu tradisional. Rimpangnya berwarna kuning oranye karena mengandung kurkumin yang berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Manfaat kunyit antara lain untuk meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi gangguan pencernaan, serta sebagai bahan alami untuk menjaga kesehatan kulit. - Kencur (Kaempferia galanga L.)
Kencur memiliki aroma khas yang biasa digunakan sebagai bumbu masakan dan jamu beras kencur. Tanaman ini berkhasiat meredakan masuk angin, batuk, sakit kepala, dan pegal linu. Selain itu, ekstrak kencur dipercaya mampu meningkatkan nafsu makan anak-anak. - Lengkuas (Alpinia galanga L.)
Lengkuas sering digunakan sebagai penyedap masakan, terutama dalam kuliner tradisional. Di balik aromanya yang segar, lengkuas memiliki khasiat sebagai antimikroba dan antiinflamasi. Rimpangnya bisa dimanfaatkan untuk mengobati masalah kulit, memperlancar pencernaan, serta meredakan nyeri otot. - Lidah Buaya (Aloe vera L.)
Lidah buaya terkenal dengan gel bening di dalam daunnya yang kaya akan vitamin, mineral, dan enzim. Tanaman ini bermanfaat untuk melembapkan kulit, menyuburkan rambut, menyembuhkan luka bakar ringan, serta meningkatkan sistem imun jika dikonsumsi dalam bentuk olahan minuman herbal. - Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Jahe merupakan tanaman obat yang sangat populer di Indonesia. Rasanya yang pedas hangat berasal dari kandungan gingerol yang memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi. Jahe berkhasiat meredakan mual, menghangatkan tubuh, meningkatkan stamina, serta membantu menurunkan kadar kolesterol.
Tahap Persiapan: Membuat Papan Nama yang Edukatif
Mahasiswa KKN memulai kegiatan dengan merancang papan nama sederhana namun informatif. Bahan yang digunakan adalah kertas yang telah di print dengan desain yang menarik, dan kayu bambu sebagai tiangnya. Beberapa mahasiswa juga menambahkan gambar ilustrasi kecil pada papan nama, sehingga lebih menarik terutama bagi anak-anak sekolah dasar yang sering melewati lokasi tanaman.
“Papan nama ini kami buat dengan harapan bisa menjadi media edukasi visual. Jadi, warga tidak hanya melihat tanaman, tetapi juga tahu nama dan kegunaannya,” kata M. Farel Ghifary Suja, koordinator mahasiswa KKN.

Kegiatan pemberian nama TOGA diakhiri dengan foto bersama mahasiswa, lurah, perangkat kelurahan, dan warga setempat. Sebagai bentuk penghargaan, lurah menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan upaya kelurahan dalam menggalakkan gerakan lingkungan sehat berbasis keluarga.
“Dengan adanya tanaman obat ini, kita tidak hanya menghijaukan lingkungan, tetapi juga menyediakan solusi kesehatan alami di sekitar rumah. Semoga warga bisa terus menjaga dan memanfaatkan TOGA ini,” ujar Lurah Syarifudin.
Mahasiswa KKN berharap papan nama ini akan menjadi pengingat sekaligus motivasi bagi warga untuk merawat tanaman dengan baik. Lebih dari itu, keberadaan TOGA juga dapat menumbuhkan rasa kemandirian dalam menjaga kesehatan, tanpa selalu bergantung pada obat-obatan kimia.
Dengan semangat gotong royong, Kelurahan Way Halim Permai kini memiliki ruang hijau kecil yang sekaligus menjadi apotek hidup, bukti nyata bahwa kesehatan dapat dimulai dari langkah sederhana di halaman rumah sendiri.
