Bandar Lampung 15 Agustus 2025 — Suasana penuh kehangatan terasa di aula Kelurahan Way Halim Permai pada Sabtu (23/8/2025), ketika mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung menggelar acara makan-makan bersama sebagai penutup rangkaian program pengabdian mereka di masyarakat. Acara ini dihadiri oleh Lurah Way Halim Permai, Syarifudin, A.Md., jajaran perangkat kelurahan, serta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang selama ini mendampingi kegiatan mahasiswa.
Tidak ada menu mewah tersaji di atas meja. Justru dengan lauk sederhana seperti sambal ikan asin, sambal terasi, sayur asem, dan lalapan segar, acara ini meninggalkan kesan mendalam. Hidangan sederhana itu seolah melambangkan filosofi kebersamaan yang tulus: bahwa kenangan manis tidak lahir dari kemewahan, melainkan dari kebersamaan, keikhlasan, dan rasa syukur.
Dari Pengabdian ke Perpisahan: Cerita yang Menghangatkan
Mahasiswa KKN Unila telah menghabiskan waktu sekitar satu bulan di Kelurahan Way Halim Permai. Selama itu pula mereka terlibat dalam berbagai program, mulai dari edukasi lingkungan, sosialisasi anti bullying di sekolah dasar, pengelolaan sampah melalui pembuatan dropbox, hingga kegiatan pemberdayaan UMKM dengan pelatihan branding dan QRIS.
Puncak dari seluruh kegiatan ini ditutup dengan acara makan bersama yang sederhana namun penuh makna. Meja panjang di aula kelurahan dipenuhi aneka hidangan. Aroma sambal terasi yang khas berpadu dengan gurihnya ikan asin yang digoreng kering, segarnya sayur asem dengan kuah bening, serta lalapan mentimun dan selada yang menambah selera makan.
Bagi sebagian orang, menu itu mungkin biasa saja. Namun bagi mahasiswa, perangkat kelurahan, dan DPL yang hadir, setiap suapan menjadi pengingat akan kebersamaan yang terjalin selama masa KKN.
Filosofi Makan Sederhana
Ketika hidangan mulai disantap, suasana keakraban semakin terasa. Tidak ada jarak antara lurah, perangkat kelurahan, dosen, dan mahasiswa. Semua duduk bersama, berbagi cerita sambil menikmati nasi hangat dengan lauk sederhana.
Sambal ikan asin dan sambal terasi menjadi bintang utama. Pedasnya sambal terasa menambah semangat perbincangan, sementara sayur asem dengan kuah asam segar menyeimbangkan rasa. Lalapan segar yang renyah melengkapi menu, menghadirkan harmoni sederhana khas makanan rakyat.
Seorang mahasiswa KKN berkomentar sambil tersenyum, “Makan bersama seperti ini mengingatkan kami pada suasana di rumah. Meski sederhana, rasanya sangat berkesan karena disantap bersama orang-orang yang sudah seperti keluarga selama KKN.”

Cerita, Tawa, dan Kenangan
Acara makan bersama tidak hanya diisi dengan menyantap hidangan, tetapi juga dengan obrolan santai dan canda tawa. Mahasiswa berbagi pengalaman lucu selama kegiatan, mulai dari saat mereka pertama kali melakukan sosialisasi di sekolah hingga ketika membantu warga dalam aksi bersih lingkungan.
Beberapa perangkat kelurahan juga menyampaikan kesan mereka terhadap kehadiran mahasiswa KKN. “Awalnya kami kira anak-anak KKN hanya akan sibuk dengan program mereka sendiri. Ternyata mereka juga mau turun membantu kami membersihkan lingkungan, bahkan ikut gotong royong mengangkat sedimen selokan. Itu luar biasa,” ungkap salah satu perangkat kelurahan.
Cerita-cerita itu membuat suasana semakin hangat. Gelak tawa terdengar, seolah semua melupakan lelah yang dirasakan selama kegiatan KKN berlangsung.
Kesan dan Pesan Mahasiswa
Bagi mahasiswa KKN, acara ini menjadi momen refleksi terakhir. Mereka merasa waktu satu bulan berjalan begitu cepat. “Kami belajar banyak hal di sini. Tidak hanya tentang program kerja, tetapi juga tentang kehidupan bermasyarakat, kebersamaan, dan kepedulian sosial. Semua itu pelajaran yang tidak kami dapat di ruang kelas,” ujar seorang mahasiswa dengan mata berbinar.
Mereka juga berpesan agar program-program yang sudah dimulai dapat terus dilanjutkan, baik oleh warga maupun oleh mahasiswa KKN angkatan berikutnya. Dengan begitu, jejak kecil yang mereka tinggalkan dapat memberi manfaat berkelanjutan bagi masyarakat Kelurahan Way Halim Permai.
Kesederhanaan yang Membekas
Acara makan-makan sederhana ini meninggalkan pesan mendalam: bahwa kebersamaan tidak memerlukan kemewahan. Sambal ikan asin, sambal terasi, sayur asem, dan lalapan mungkin sederhana, tetapi ketika disantap bersama dalam suasana penuh persaudaraan, nilainya menjadi luar biasa.
Mahasiswa KKN Unila telah menorehkan jejak pengabdian di Kelurahan Way Halim Permai. Jejak itu kini diakhiri dengan momen penuh kehangatan yang akan selalu dikenang, baik oleh mahasiswa maupun masyarakat.
Dengan semangat pengabdian yang telah ditanamkan, diharapkan mahasiswa KKN dapat melanjutkan perjalanan mereka menjadi generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga peduli terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
