Bandar Lampung, 13 Agustus 2025 — Sebagai bagian dari program kerja yang berorientasi pada penguatan data dan informasi kelurahan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung di Kelurahan Way Halim Permai menggelar kegiatan pembuatan peta wilayah kelurahan. Kegiatan ini tidak hanya mencakup pemetaan visual, tetapi juga melibatkan diskusi langsung dengan Lurah Way Halim Permai, Syarifudin, A.Md., terkait detail batas-batas wilayah administrasi.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk dukungan mahasiswa KKN terhadap kebutuhan kelurahan dalam memiliki peta wilayah yang akurat, mutakhir, dan mudah dipahami oleh perangkat kelurahan maupun masyarakat. Keberadaan peta wilayah ini diharapkan dapat membantu kelurahan dalam perencanaan pembangunan, pendataan penduduk, pengelolaan sumber daya, hingga penanganan masalah lingkungan dan sosial.
Tahap Persiapan: Mengumpulkan Data Awal
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan yang melibatkan pengumpulan data awal dari berbagai sumber. Mahasiswa KKN melakukan koordinasi dengan staf kelurahan untuk mendapatkan dokumen yang memuat informasi administratif, seperti daftar RT/RW, luas wilayah, serta titik-titik batas yang telah ditetapkan. Selain itu, tim juga mencari referensi dari peta yang tersedia di Google Maps, dan data spasial yang dikelola pemerintah daerah.
Persiapan ini sangat penting agar diskusi dengan pihak kelurahan nantinya memiliki dasar data yang kuat. “Kami ingin memastikan peta yang dibuat nanti benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan. Jadi sebelum menggambar, kami kumpulkan dulu semua informasi dan dokumen terkait,” ujar Aloysius Arya Widoyoko salah satu anggota tim KKN yang bertugas membuat peta administrasi ini.
Diskusi Intensif dengan Lurah: Mengurai Detail Batas Wilayah
Tahap berikutnya adalah diskusi langsung bersama Lurah Way Halim Permai. Pertemuan ini berlangsung di ruang kerja kelurahan dengan dihadiri oleh mahasiswa KKN, perangkat kelurahan, dan perwakilan ketua RT. Dalam diskusi tersebut, Lurah Syarifudin memaparkan batas-batas wilayah kelurahan secara rinci, termasuk penjelasan tentang titik-titik yang kerap menjadi perdebatan karena letaknya yang berdekatan dengan kelurahan tetangga.
Misalnya, di bagian utara kelurahan terdapat batas yang bersebelahan langsung dengan wilayah Kelurahan Way Halim, sementara di sisi selatan berbatasan dengan Kelurahan Sepang Jaya. Syarifudin menegaskan bahwa memahami batas wilayah secara tepat sangat penting, terutama untuk menghindari tumpang tindih dalam pelayanan administrasi dan pembangunan infrastruktur.
Diskusi juga membahas tanda-tanda batas alami, seperti aliran sungai kecil dan jalan lingkungan, yang sering dijadikan patokan. Namun, lurah mengingatkan bahwa patokan alami ini terkadang berubah seiring waktu, misalnya karena pelebaran jalan atau pengalihan aliran air. Oleh karena itu, peta yang dibuat harus fleksibel untuk diperbarui di masa mendatang.
Proses Pembuatan Peta: Dari Sketsa ke Visual Digital
Setelah diskusi, mahasiswa mulai mengolah data yang diperoleh menjadi sketsa peta manual. Sketsa ini memuat pembagian wilayah per RT/RW, lokasi fasilitas umum seperti sekolah, masjid, posyandu, puskesmas, taman, dan pasar, serta jalur jalan utama dan jalan lingkungan.
Langkah selanjutnya adalah digitalisasi peta menggunakan perangkat lunak pemetaan. Proses ini dilakukan untuk menghasilkan peta yang rapi, presisi, dan dapat dicetak dalam berbagai ukuran. Mahasiswa juga memastikan setiap simbol pada peta diberi keterangan yang jelas, termasuk legenda, skala, dan penanda arah utara.
Manfaat Peta Wilayah untuk Kelurahan
Lurah Syarifudin menyampaikan bahwa peta wilayah bukan sekadar gambar di kertas, tetapi alat strategis dalam tata kelola pemerintahan. Dengan peta yang jelas, kelurahan dapat lebih mudah:
- Melakukan pendataan penduduk secara akurat per RT/RW.
- Mengidentifikasi lokasi rawan banjir atau permasalahan lingkungan lain.
- Merencanakan pembangunan infrastruktur sesuai kebutuhan setiap wilayah.
- Mempermudah koordinasi penanganan bencana, distribusi bantuan, atau program pemerintah.
- Memperkuat pelayanan publik, karena lokasi warga dapat diketahui secara pasti.
“Peta wilayah ini nanti juga bisa dipajang di kantor kelurahan, sehingga warga yang datang bisa langsung tahu pembagian wilayah dan letak fasilitas umum,” tambah Syarifudin.
Kolaborasi Mahasiswa dan Perangkat Kelurahan
Keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari kolaborasi antara mahasiswa KKN dan perangkat kelurahan. Mahasiswa berperan dalam pengumpulan data, pengolahan, dan desain peta, sementara perangkat kelurahan menyediakan informasi lapangan dan validasi administratif.
Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Way Halim Permai mengapresiasi kerja keras mahasiswa. Menurutnya, proses ini tidak hanya menghasilkan produk peta, tetapi juga menjadi ajang belajar bersama mengenai tata ruang wilayah kelurahan. “Anak-anak KKN ini membantu kami mengubah data yang sebelumnya hanya berupa tulisan menjadi peta visual yang mudah dipahami semua orang,” ungkapnya.
Rencana Pemanfaatan dan Pembaruan Peta
Peta wilayah yang dihasilkan tidak akan berhenti pada satu versi saja. Lurah berencana memperbarui peta secara berkala, terutama jika ada perubahan batas wilayah atau pembangunan fasilitas baru. Mahasiswa KKN juga memberikan pelatihan singkat kepada staf kelurahan tentang cara mengedit peta digital, sehingga kelurahan dapat melakukan pembaruan secara mandiri di kemudian hari.
