
Pada kamis, 14 Agustus 2025 mahasiswa KKN Universitas Lampung melaksanakan pemasangan biopori di 9 titik strategis di Kelurahan Gedong Meneng Baru sebagai bagian dari program pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya air. Pembuatan lubang biopori dilakukan menggunakan alat biopori manual yang digerakkan dengan tenaga tangan, tanpa memerlukan alat bor listrik. Dengan kedalaman lubang sekitar 80 hingga 100 cm, proses ini cukup menantang namun tetap efektif untuk membuat jalur resapan air ke dalam tanah, yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi genangan dan mencegah banjir. Penggunaan alat manual ini juga memungkinkan pelaksanaan kegiatan dengan biaya yang lebih rendah dan ramah lingkungan.

Setiap lubang yang telah dibuat kemudian dipasang pipa penahan setinggi 30 cm dengan tujuan menjaga kestabilan lubang agar tanah di sekitarnya tidak runtuh atau menutup lubang biopori, sehingga fungsinya tetap optimal. Pipa ini juga melindungi isi lubang dari tertutup tanah atau sampah yang tidak diinginkan. Setelah pemasangan pipa, lubang ditutup dengan penutup khusus yang tetap memungkinkan aliran air dan udara, sekaligus menjaga kondisi internal lubang agar proses pengomposan sampah organik berjalan maksimal.
Tahap berikutnya adalah pengisian lubang biopori dengan berbagai sampah organik seperti sisa sayuran, kulit buah-buahan, kulit umbi-umbian, dan sisa bahan alami lainnya. Sampah organik ini berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme tanah, sehingga proses penguraian dan pengomposan dapat memperbaiki struktur dan kesuburan tanah di sekitar lubang. Dengan demikian, biopori tidak hanya berfungsi sebagai sarana resapan air, tetapi juga berperan penting dalam menyuburkan tanah sehingga tanaman yang tumbuh di sekitarnya menjadi lebih sehat dan lingkungan sekitar lebih hijau.

Rencananya, pada hari berikutnya akan dilakukan pemasangan lubang biopori terakhir sebagai simbolis di area kantor Kelurahan Gedong Meneng Baru. Langkah ini menjadi penanda komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mendorong penerapan biopori yang lebih luas di masyarakat. Diharapkan program ini mampu mengurangi risiko banjir, memperbaiki kualitas tanah, serta meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya pengelolaan air dan sampah yang berkelanjutan demi masa depan lingkungan yang lebih baik.
