
Bandar Lampung, 17 Juli 2025—Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) yang ditempatkan di Desa Way Laga, Kecamatan Sukabumi, melanjutkan kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggali berbagai isu lingkungan dan sosial yang dihadapi warga. Dalam pertemuan bersama Lurah Way Laga, Pak Muhadi, didapati bahwa permasalahan utama terungkap, mulai dari pengelolaan sampah, banjir, dan kurang nya akses air bersih.
Pak Muhadi menjelaskan bahwa pengambilan sampah di desa dilakukan oleh pihak swasta karena fasilitas Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dari pemerintah tidak mencukupi. Akibatnya, muncul banyak lokasi pembuangan sampah liar seperti di Lorong Kroi, Jatian, dan Kali Aci. Walau mengenai pemilahan sampah organik dan anorganik sudah pernah dilakukan, masih belum efektif mengingat permasalahan utamanya adalah tidak adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
Meski demikian, budaya gotong royong masih cukup kuat, terbukti dengan masih aktifnya kegiatan kerja bakti warga. Nilai keagamaan juga sangat kental di desa ini. Kegiatan rutin seperti yasinan malam Jumat untuk bapak-bapak dan pengajian Jumat siang untuk ibu-ibu menjadi bagian dari kehidupan sosial warga. Filosofi “lebih baik ketinggalan sekolah daripada tidak mengaji” masih diyakini sebagian besar masyarakat.
Banjir dan Krisis Air Bersih Masih Mengancam
Salah satu masalah utama di Way Laga adalah banjir yang sering melanda, terutama di RT 14 yang merupakan wilayah terendah. Penyebab utama banjir adalah kurangnya saluran drainase dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Dampak banjir meliputi munculnya penyakit kulit, kekurangan air bersih akibat ketergantungan pada sumur gali, serta beberapa kerusakan rumah warga.
Dalam hal penanggulangan bencana, RT dan petugas keamanan lingkungan (linmas) telah dibekali dan siap siaga dalam memantau kondisi lingkungan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) seperti H2M yang berada di RT 20 dan 11 juga menjadi bagian dari upaya penataan lingkungan.
UMKM Potensial Tapi Belum Terdigitalisasi
Desa Way Laga juga memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan melalui berbagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Sebagian besar pelaku usaha masih menggunakan kemasan tradisional seperti daun pisang dan belum memanfaatkan platform digital untuk promosi.
Isu Perlindungan Perempuan dan Anak Juga Diangkat
Permasalahan kekerasan terhadap anak dan perempuan juga menjadi perhatian. Kasus-kasus yang muncul umumnya diselesaikan melalui rembuk pekon, dan keberadaan SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) membantu mendampingi masyarakat dalam perlindungan hak-hak perempuan dan anak.
Melalui kegiatan KKN ini, mahasiswa Unila berharap dapat menjadi mitra yang aktif dalam membangun kesadaran dan pemberdayaan masyarakat, sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap penyelesaian masalah sosial dan lingkungan di Desa Way Laga.
