
Kegiatan art therapy yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Universitas Lampung Periode 2 di SDN 1 Jagabaya I menjadi salah satu program kerja yang bertujuan untuk mendukung kesehatan mental dan emosional anak-anak melalui pendekatan kreatif. Sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswi kelas 4 dan 5, yang berada dalam fase perkembangan emosional dan sosial yang sangat penting. Melalui media seni, anak-anak diajak untuk mengekspresikan perasaan, membangun rasa percaya diri, dan mengembangkan kreativitas mereka dalam suasana yang menyenangkan dan aman.
Foto kegiatan ini menangkap momen interaksi hangat antara mahasiswa KKN dan para siswa, di mana anak-anak terlihat antusias menggambar, mewarnai, dan menciptakan karya seni sederhana yang mencerminkan suasana hati dan imajinasi mereka. Mahasiswa bertindak sebagai fasilitator, memberikan arahan ringan dan dukungan emosional, sambil tetap membiarkan anak-anak bebas berekspresi. Kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bentuk terapi ringan yang dapat membantu anak-anak mengelola stres, meningkatkan fokus, dan memperkuat hubungan sosial antar teman sebaya.
Pelaksanaan art therapy dilakukan di ruang kelas yang telah disulap menjadi ruang kreatif penuh warna. Alat-alat gambar seperti kertas, pensil warna, krayon, dan spidol disediakan oleh tim KKN, dan setiap anak diberi kesempatan untuk membuat karya sesuai tema yang telah ditentukan, seperti “Aku dan Lingkunganku” atau “Mimpi Masa Depanku.” Hasil karya anak-anak kemudian dipajang sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari pihak sekolah, yang menyambut baik pendekatan non-formal dalam mendampingi siswa. Guru-guru turut hadir dan membantu menciptakan suasana yang kondusif, sementara mahasiswa KKN mencatat respons dan dinamika anak-anak sebagai bagian dari evaluasi program.
Melalui kegiatan art therapy ini, mahasiswa KKN Unila tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak-anak, tetapi juga menanamkan nilai-nilai penting seperti empati, ekspresi diri, dan penghargaan terhadap proses kreatif. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa seni dapat menjadi jembatan untuk membangun kesehatan mental dan kebahagiaan anak-anak di lingkungan sekolah.
