Bandar Lampung, 28 Agustus 2025 – Dalam bingkai mendukung upaya pembentukan karakter peserta didik sejak dini serta menciptakan lingkungan belajar yang sehat, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung yang tergabung di posko Kelurahan Way Halim Permai melakukan kunjungan resmi ke MIN 6 Bandar Lampung. Kunjungan ini bertujuan untuk mengurus perizinan kegiatan sosialisasi anti-bullying yang dirancang sebagai bagian dari program kerja mereka selama masa pengabdian 40 hari ke depan.
Bertemu Kepala Sekolah dan Jajaran Guru
Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa KKN Unila disambut hangat oleh Kepala MIN 6 Bandar Lampung bersama beberapa guru dan staf tata usaha. Diskusi yang berlangsung hangat dan terbuka ini menjadi ruang penting untuk memaparkan latar belakang, urgensi, serta metode pelaksanaan dari kegiatan sosialisasi yang akan digelar.
Mahasiswa KKN Unila divisi humas, Agita Rahmawati, menyampaikan bahwa fenomena bullying di sekolah dasar sering kali luput dari perhatian karena dianggap sebagai hal sepele atau bagian dari dinamika anak-anak. Namun, jika tidak ditangani sejak awal, hal ini dapat berdampak serius pada perkembangan mental dan emosional siswa.
“Kami ingin hadir bukan sebagai pengajar, tapi sebagai teman sebaya yang bisa menjadi wadah cerita dan pelindung. Anak-anak perlu tahu bahwa mereka boleh menolak perlakuan yang tidak menyenangkan dan penting untuk saling menghargai perbedaan,” ujarnya.
Konsep Sosialisasi: Pendidikan Tanpa Menggurui
Sosialisasi yang dirancang akan dilakukan dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan , jauh dari kesan menggurui. Siswa akan memanfaatkan penggunaan yel-yel, lagu, simulasi kasus sederhana, dongeng edukatif , hingga kuis berhadiah agar siswa lebih mudah memahami konsep bullying, jenis-jenisnya, serta cara menghadapinya.
Kegiatan ini juga akan mencakup sesi refleksi di mana siswa diminta untuk menceritakan pengalaman mereka, dengan bimbingan dari fasilitator siswa yang telah dibekali pelatihan dasar komunikasi anak.
“Kami percaya, ketika edukasi disampaikan dengan cara yang menyenangkan, dampaknya akan lebih terasa. Anak-anak akan lebih terbuka dan berani mewakili apa yang alami mereka,” tambah Agita.
Mendapatkan Izin dan Dukungan Sekolah
Pihak sekolah memberikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa KKN Unila. Kepala MIN 6 Bandar Lampung , dalam pernyataannya, menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat sejalan dengan upaya sekolah dalam menanamkan nilai-nilai karakter sejak dini, sebagaimana yang ditekankan dalam Kurikulum Merdeka.
“Kami sangat terbuka dengan kegiatan ini. Bahkan kami berharap kegiatan seperti ini bisa menjadi program rutin atau direplikasi di sekolah lain. Anak-anak memang membutuhkan ruang aman untuk belajar tentang menghargai satu sama lain,” ujar Kepala Sekolah.
Setelah melalui proses diskusi dan pertimbangan bersama, sekolah menyetujui pelaksanaan sosialisasi yang rencananya akan diadakan pada minggu keempat di bulan Juli , dengan peserta dari siswa kelas 1 hingga 6.
Harapan Jangka Panjang
Mahasiswa KKN Unila berharap bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan dampak sesaat, tetapi juga menanamkan kesadaran jangka panjang tentang pentingnya perilaku empatik, pengendalian diri, dan rasa hormat terhadap sesama . Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan antara siswa, sekolah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif.
Akan Dilanjutkan dengan Kampanye Lingkungan Aman Anak
Sebagai kelanjutan dari program sosialisasi ini, siswa juga berencana akan membuat Poster himbauan anti-bullying yang akan dipasang di area sekolah serta menyebarkan Infografis edukatif yang mudah dipahami anak-anak.
“Kami ingin meninggalkan jejak positif, bukan hanya dalam bentuk kegiatan, tetapi juga melalui media yang bisa terus diingat anak-anak bahkan setelah kami menyelesaikan KKN,” ujar salah satu anggota tim kreatif KKN.
Dengan adanya perizinan ini, mahasiswa KKN Unila menunjukkan komitmen serius mereka dalam berkontribusi terhadap dunia pendidikan, tidak hanya dari sisi akademis, tetapi juga sosial emosional. Semoga langkah kecil ini menjadi bagian dari perubahan besar bagi generasi masa depan yang lebih peduli, empatik, dan bebas dari perundungan.
